NASA Memilih Tempat Pendaratan untuk Misi Pencarian Air Bulan

NASA, badan antariksa Amerika Serikat, baru-baru ini mengumumkan pemilihan lokasi pendaratan untuk misi pencarian air di Bulan yang akan datang. Misi yang disebut Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) ini bertujuan untuk menjelajahi wilayah Kutub Selatan bulan dan menyelidiki keberadaan dan distribusi air es di permukaan bulan. Pemilihan lokasi pendaratan merupakan langkah penting dalam proses perencanaan misi, karena menentukan lokasi di mana VIPER akan memulai penyelidikan ilmiahnya.

BACA JUGA : Ayo kunjungi <<< Okeplay777>>> tempat judi online dan slot slot online terlengkap, terseru, dan terpercaya serta dengan tingkat kemenangan yang sangat tinggi. Tunggu apalagi ayo daftarkan sekarang dan nikmati keuntungannya serta promo-promonya segera. Jangan lewatkan kesempatan anda yaa!!!

slot online, slot gacor hari ini

Setelah evaluasi menyeluruh terhadap beberapa lokasi pendaratan potensial, NASA telah memilih sebuah wilayah di dekat Kawah Nobile di Kutub Selatan Bulan sebagai lokasi pendaratan untuk misi VIPER. Kawah Nobile adalah kawah tubrukan besar yang terletak di dekat Cekungan Aitken Kutub Selatan Bulan, yang diyakini sebagai salah satu daerah terdingin dan tergelap di permukaan bulan. Wilayah ini menarik bagi para ilmuwan karena diyakini memiliki konsentrasi es air yang tinggi, terperangkap di area gelap permanen yang terlindung dari panas dan radiasi Matahari.

Pemilihan Kawah Nobile sebagai lokasi pendaratan misi VIPER didasarkan pada analisis ekstensif data yang diperoleh dari misi bulan sebelumnya, seperti Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) dan Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS). Misi ini telah memberikan wawasan berharga tentang komposisi dan distribusi es air di Bulan, membantu para ilmuwan mengidentifikasi wilayah dengan kemungkinan tertinggi mengandung air dalam jumlah yang signifikan.

Dr Sarah, seorang ilmuwan planet di NASA, menjelaskan pentingnya pemilihan lokasi pendaratan, dengan menyatakan, “Wilayah Kawah Nobile adalah lokasi yang menarik untuk misi VIPER karena diyakini memiliki potensi tinggi untuk mengandung air es dalam jumlah yang signifikan. Dengan menjelajahi wilayah ini, kami berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang distribusi dan kelimpahan air bulan, yang dapat memiliki implikasi penting bagi eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya bulan oleh manusia di masa depan.”

Misi VIPER adalah bagian dari program Artemis NASA, yang bertujuan untuk mendaratkan manusia di Bulan pada tahun 2024 dan membangun kemampuan eksplorasi bulan yang berkelanjutan. Misi akan dilakukan oleh penjelajah yang akan melintasi permukaan bulan, mengumpulkan dan menganalisis data tentang keberadaan dan distribusi air es. Penjelajah ini dilengkapi dengan seperangkat instrumen ilmiah, termasuk bor yang dapat mengekstraksi sampel hingga 1 meter di bawah permukaan bulan, memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari komposisi dan karakteristik tanah bulan secara mendetail.

Salah satu tujuan utama misi VIPER adalah untuk memahami aksesibilitas dan ketersediaan es air di Bulan, yang berpotensi digunakan sebagai sumber daya untuk misi manusia di masa depan. Air adalah sumber daya penting untuk eksplorasi manusia, karena dapat digunakan untuk minum, menanam makanan, menghasilkan oksigen, dan memproduksi bahan bakar roket. Jika sejumlah besar air es ditemukan di Bulan, hal itu dapat sangat mengurangi biaya dan kerumitan misi bulan di masa depan dengan menyediakan sumber air lokal yang dapat digunakan untuk mempertahankan keberadaan manusia di permukaan bulan.

Pemilihan lokasi pendaratan misi VIPER didasarkan pada beberapa kriteria, antara lain nilai ilmiah lokasi, keamanan lokasi pendaratan penjelajah, dan kendala operasional misi. Kawasan Kawah Nobile dipilih karena nilai ilmiahnya yang tinggi, karena diyakini memiliki konsentrasi air es yang tinggi di area yang dibayangi secara permanen. Keamanan lokasi pendaratan juga dipertimbangkan, dengan wilayah yang relatif datar dan bebas dari batu-batu besar atau penghalang lain yang dapat menimbulkan risiko pendaratan dan pengoperasian penjelajah. Kendala operasional, seperti ketersediaan sinar matahari untuk pembangkit listrik tenaga surya dan jangkauan komunikasi dari Bumi, juga diperhitungkan dalam proses seleksi.